“Prima Dalam Pelayanan Menuju Masyarakat Sejahtera Yang Berlandaskan Tri Hita Karana”
Tampilkan postingan dengan label buleleng. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label buleleng. Tampilkan semua postingan

Selasa, 03 Mei 2011

PEMBINAAN SUBAK TEGAL ANYAR DESA SANGSIT

Subak merupakan salah satu lembaga tradisional warisan sumber daya budaya di Bali yang sangat perlu dilestarikan melalui pembinaan yang tepat dan berkelanjutan. Dengan berlandaskan atas falsafah Tri Hita Karana, lembaga ini merupakan benteng masyarakat Bali dalam menghadapi berbagai gempuran budaya akibat derasnya arus globalisasi dan pariwisata yang melanda dunia dan Bali pada khususnya.
Sebagai upaya untuk menjaga kelestarian dan keberlanjutan nilai-nilai Tri Hita Karana tersebut, Pemerintah Kabupaten Buleleng secara rutin setiap tahun melakukan pembinaan dan evaluasi terhadap subak yang ada di masing-masing kecamatan. Dalam rangka evaluasi dimaksud, masing-masing kecamatan mempersiapkan satu subak untuk dievaluasi oleh Tim Pembina dan Evaluasi Tingkat Kabupaten Buleleng.
Camat Sawan, Gede Gunawan AP, SE, M.Si. dalam menghadapi evaluasi tersebut telah mempersiapkan Subak Tegal Anyar Abasan Desa Sangsit sebagai wakil Kecamatan Sawan. Pada hari Senin, 2 Mei 2011 bertempat di Balai Subak Tegal Anyar Abasan, Desa Sangsit, Tim Pembina Subak Kecamatan Sawan yang dipimpin langsung oleh Camat Sawan mengadakan pembinaan kepada Tim Pendamping yang sudah dibagi menjadi tiga baga, yakni Baga Parhyangan, Baga Palemahan dan Baga Pawongan. Melihat persiapan yang cukup matang dan antusias prajuru serta krama subak Tegal Anyar yang tinggi, Camat Sawan merasa optimis bahwa Subak Tegal Anyar mampu bersaing di Tingkat Kabupaten.
Baca Selengkapnya...

Minggu, 01 Mei 2011

BUPATI BULELENG HADIRI HUT LPD DESA PAKRAMAN SUDAJI


Lembaga Perkreditan Desa (LPD) adalah lembaga keuangan yang didirikan oleh desa adat/ pakraman dan berfungsi sebagai wadah kekayaan desa adat yang melaksanakan fungsi pemberdayaan ekonomi masyarakat pedesaan di Bali. Sebagai lembaga milik desa adat/ pakraman dengan sendirinya hasil pengelolaannya akan dinikmati oleh masyarakat desa setempat. Landasan pembentukan LPD adalah Perda Provinsi Bali Nomor 2 Tahun 1988 yang telah diperbaharui dengan Perda Provinsi Bali Nomor 8 tahun 2002 sebagai sumber hukum bagi kehidupan LPD di Bali.
Salah satu LPD di wilayah Kecamatan Sawan yang dapat dikategorikan sebagai LPD yang berhasil membantu masyarakat dalam mengembangkan kegiatan ekonominya adalah LPD Desa Pakraman Sudaji.

Sampai dengan saat ini LPD Desa Pakraman Sudaji telah memiliki asset sekitar Rp. 7 M dengan total laba bersih rata-rata per tahun sekitar Rp. 330 juta. Keberhasilan yang diraih oleh LPD Desa Pakraman Sudaji telah memposisikan LPD ini menduduki ranking pertama sebagai LPD terbaik di Kecamatan Sawan dan posisi 5 (lima) besar di Kabupaten Buleleng.
Sebagai ungkapan rasa syukur dari masyarakat di Desa Pakraman Sudaji, pada hari Minggu, 1 Mei 2011 seluruh warga masyarakat dan para nasabah merayakan HUT LPD Desa Pakraman Sudaji XXII. Pada kesempatan itu, hadir pula Bupati Buleleng, Drs. Putu Bagiada, MM dan pimpinan SKPD lingkup Pemerintah Kabupaten Buleleng, Camat Sawan dan Muspika Kecamatan Sawan serta tokoh-tokoh masyarakat. Dalam sambutannya, Bupati Buleleng, Drs. Putu Bagiada, MM menyampaikan kebanggaannya kepada LPD Desa Pakraman Sudaji yang mampu membuat perputaran baik di bidang perekonomian, pembangunan dan sosial menjadi lebih maju. Acara HUT LPD ini dimeriahkan juga dengan berbagai macam atraksi kesenian, pengundian door prize dan pemberian bantuan sosial.
"Selamat Hari Ulang Tahun LPD Desa Pakraman Sudaji XXII, Semoga Makin Sukses Dalam Mengemban Fungsi Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pedesaan."
Baca Selengkapnya...

Sabtu, 23 April 2011

PEMBANGUNAN SMK DI DESA MENYALI



Diresmikannya Singaraja sebagai Kota Pendidikan dan Pengetahuan (Singaraja, The City of Scince) oleh Ketua DPRD Kabupaten Buleleng dengan surat Rekomendasi Nomor : 420/318/DPRD, Tanggal 1 April 2011, telah menambah motivasi masyarakat Buleleng untuk mendukung pembangunan khususnya di bidang pendidikan. Tidak terkecuali masyarakat di Kecamatan Sawan yang sangat mendambakan dibangunnya SMK Negeri yang berbasis IPTEK.
Baru-baru ini di Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Tim Verifikasi Dinas Pendidikan Kabupaten Buleleng yang didampingi oleh Camat Sawan, Gede Gunawan AP, SE, M.Si. dan Dan Ramil Sawan, Kapten Inf. Ketut Sumendra, melakukan sosialisasi dan melakukan verifikasi terhadap persiapan dan kesiapan warga desa atas usulan pembangunan sekolah tersebut. Sosialisasi dihadiri oleh para “Tinggi-Duur” Desa Pakraman Menyali, Bendesa Pakraman Menyali, para tokoh dan masyarakat Desa Menyali.

Dalam pertemuan tersebut, sangat terlihat antusias masyarakat sangat tinggi dan mengharapkan pembangunan SMK ini segera dapat terwujud. Begitu juga Tetua Desa Pakraman Menyali sangat menyetujui pembangunan SMK ini. Sebagai wujud keseriusannya Krama Desa Pakraman Menyali, melalui Bendesa Pakraman Menyali yang juga disetujui oleh para “Tinggi-Duur” Desa Pakraman Menyali telah menyerahkan lahan seluas 1,5 Ha untuk pembangunan SMK tersebut. Pada kesempatan itu pula, Ketua Panitia Pembangunan SMK, Bpk. Ketut Arnawa, sangat mensupport agar Pembangunan SMK dapat direalisasikan tahun ini….
Baca Selengkapnya...

Kamis, 21 April 2011

PENGANYAR DI PURA SEGARA RUPEK


Pura Segara Rupek terletak di ujung barat Pulau Bali yaitu di Selat Bali, tepatnya berlokasi di Semenanjung Prapat Agung, Desa Sumber Klampok, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Dari sinilah sesungguhnya jarak terdekat antara Bali dan Tanah Jawa yang berada di sebelah baratnya. Ujung barat daratan Pulau Bali tampak jelas di seberang dengan lokasi terkait di ujung timur tanah Jawa yang dinamakan Batu Dodol di wilayah Banyuwangi, Jawa Timur.
Kisah tentang pemisahan Bali dengan Jawa, sehingga Bali menjadi satu pulau yang utuh, ceritanya adalah sebagai berikut :

Prasasti Pasek Berjo Selunglung menyuratkan bahwa Segara Rupek terbentuk setelah Dang Hyang Sidhimantra beryoga semadi memohon keselamatan seisi jagat termasuk untuk keselamatan putra tunggalnya yang bernama Manik Angkeran yang dipersembahkan sebagai pengayah atau pekerja pembantu kepada Ida Betara Sanghyang Naga Basuki di Besakih, Bali.
Dalam Yoga Semadi kehadapan Sanghyang Siwa dan Sang Hyang Baruna Geni sebagai Penguasa Samudra Raya, Dang Hyang Sidhimantra dititahkan supaya menggoreskan tongkat tiga kali ke tanah, tepat di jalan ceking atau ruas jalan yang paling sempit. Akibat goresan tongkat tersebut, air laut terguncang, bergerak membelah bumi. Maka daratan tanah Bali dan Tanah Jawa yang satu itu pun terpisah oleh lautan. Jawa dan Bali pun terpisah, jadilah Segara Rupek atau Lautan Sempit yang kini dinamakan Selat Bali.
Secara sosiologi pemisahan Bali-Jawa di Segara Rupek dimaksudkan oleh Dang Hyang Sidhimantra justru guna memproteksi kesucian Bali dari ancaman migrasi penduduk berlebihan, disamping untuk menekan angka tindak kriminal.
Pada hari Rabu, 20 April 2011, Pimpinan dan staf Kantor Camat Sawan, ngaturang bakti penganyar di pura dimaksud. Meski harus melalui jalanan di tengah hutan Bali Barat sepanjang ± 15 km selama  ± 45 menit serta jalanan menuju pura yang kurang baik, tidak menyurutkan semangat para pemedek untuk tangkil ngaturang bhakti. Bahkan pada saat diguyur hujan deras, para pemedek tetap semangat berdatangan. Rangkaian pelaksanaan pebaktian penganyar walaupun diguyur hujan deras tetap berlangsung dengan khidmat.
Setelah sembahyang Camat, Sekcam, para Kasi dan Staf Kantor Camat Sawan katuran "Boga Samatra" yang disediakan oleh panitia piodalan Pura Segara Rupek. Suksema……
Baca Selengkapnya...

Selasa, 19 April 2011

PENANGGULANGAN ULAT BULU SECARA NISKALA

Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya bahwa ulat bulu juga menyerang salah satu desa di Kecamatan Sawan yaitu tepatnya di Banjar Dinas Abasan, Desa Sangsit. Upaya penanggulangan ulat bulu tersebut sudah dilakukan dengan penyemprotan insektisida, pengasapan dan penakikan pohon. Selain dilakukan secara teknis yang dianjurkan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng tersebut, upaya penanggulangan ulat bulu juga dilakukan secara niskala.

Pada hari Minggu, 17 April 2011, bertepatan dengan Hari Purnama, sesuai dengan upacara niskala yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Buleleng, Kecamatan Sawan yang diwakili oleh Kasi Kesejahteraan Sosial, Made Djaniarta, nuur tirta di Pura Pajenengan, Desa Panji, Kecamatan Sukasada. Tirta tersebut kemudian disemayamkan di Padmasana Kantor Camat Sawan, untuk selanjutnya di distribusikan kepada 18 Desa Pakraman di wilayah Kecamatan Sawan. Melalui Desa Pakraman masing-masing, tirta tersebut selanjutnya diberikan kepada warga masyarakat untuk dipercikkan di pekarangan rumah, kebun, sawah dan lain-lain tempat dengan sarana dan prasarana bebantenan. Mudah-mudahan dengan upaya penanggulangan secara skala maupun niskala, Kecamatan Sawan pada khususnya dan Kabupaten Buleleng pada umumnya dapat dihindarkan dari segala malapetaka.
Baca Selengkapnya...

Minggu, 17 April 2011

PENILAIAN LOMBA DESA TERPADU DI GIRI EMAS


Desa Giri Emas, Kecamatan Sawan yang merupakan Desa termuda di Kabupaten Buleleng, hasil pemekaran dari Desa Sangsit, Kamis, 14 April 2011 dinilai oleh Tim Penilai Lomba Desa Terpadu Kabupaten Buleleng. Perbekel Giri Emas, Putu Santi Arsana, S.Pd. dalam laporannya menyampaikan peningkatan perkembangan potensi desa dan kemajuan pembangunan yang telah diraih oleh Desa Giri Emas dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir, yakni tahun 2009 dan 2010.

Ketua Tim Pembina dan Penilai Lomba Desa Terpadu Kabupaten Buleleng, Tjok Ganda Putra, SH yang juga menjabat sebagai Kepala BPMPD Kabupaten Buleleng dalam laporannya menyampaikan bahwa lomba desa terpadu ini diikuti oleh 9 desa yang mewakili sembilan kecamatan di wilayah Kabupaten Buleleng. Beliau juga menyampaikan bahwa Lomba Desa Terpadu menjadi kompetisi dan evaluasi dari pelaksanaan tugas-tugas perbekel dalam mengelola pemerintahan desa. Adapun indikator yang menjadi unsur penilaian antara lain:

1.    Pendidikan;
2.    Kesehatan masyarakat;
3.    Ekonomi masyarakat;
4.    Keamanan dan ketertiban;
5.    Partisipasi masyarakat;
6.    Pemerintahan;
7.    Lembaga kemasyarakatan; dan
8.    Pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.
Dikatakan juga, perlombaan desa yang diadakan setiap tahun merupakan upaya melihat tingkat perkembangan masyarakat serta memberikan penghargaan kepada pemerintahan desa yang mampu meningkatkan kinerja. Pemenang lomba desa terpadu ini berhak mewakili Kabupaten Buleleng dalam kompetisi serupa di Tingkat Propinsi.
Bupati Buleleng, Drs Putu Bagiada, MM, yang langsung memimpin Tim Penilai Lomba Desa Terpadu Kabupaten Buleleng, dalam sambutannya menyampaikan mengaku bangga atas sambutan masyarakat yang begitu semangat menyongsong Lomba Desa Terpadu. Rasa bangga Bupati Buleleng, Drs. Putu Bagiada, MM juga sangat terlihat ketika menyaksikan kegiatan PKK, penampilan koor/ paduan suara dan tarian penyambutan oleh ibu-ibu PKK Desa Giri Emas. Secara spontan Bupati yang terkenal merakyat langsung mengeluarkan dana sebesar Rp. 4 juta yang diberikan kepada Perbekel Giri Emas untuk menstimulus kegiatan PKK Desa Giri Emas.
Pada kesempatan itu pula, Bupati Buleleng berpesan kepada Camat Sawan, Gede Gunawan AP, SE, M.Si. agar terus memotivasi dan mengarahkan semangat membangun warga masyarakat Giri Emas...... Majulah Desa Giri Emas.... Teruskan Pembangunan........
Baca Selengkapnya...

Selasa, 12 April 2011

MONITORING DAN EVALUASI DESA PAKRAMAN DI DESA PAKRAMAN JAGARAGA


Desa pakraman adalah merupakan lembaga tradisional yang memiliki ciri-ciri khusus seperti memiliki awig-awig merupakan salah satu bentuk budaya Bali yang harus dipertahankan. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Buleleng terus berupaya mempertahankan keberadaan desa pakraman yang merupakan benteng pelestarian budaya Bali. Penilaian didasarkan atas kelengkapan dan kesempurnaan penerapan Falsafah Tri Hita Karana dalam Desa Pakraman yang meliputi unsur parahyangan, pawongan dan palemahan. Salah satu kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Buleleng untuk mempertahankan keberadaan Desa Pakraman yaitu dengan melaksanakan evaluasi Desa Pakraman yang dikoordinir oleh Dinas Kebudayaan Kabupaten Buleleng.

Pada hari Selasa, 12 April 2011, Tim Monitoring dan Evaluasi Tingkat Kabupaten Buleleng melaksanakan evaluasi di Desa Jagaraga, Kecamatan Sawan. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buleleng, Drs. Pt. Tastera Wijaya, MM, mewakili Bapak Bupati Buleleng, menekankan bahwa evaluasi Desa Pakraman meliputi tiga Baga, yaitu Baga Parahyangan, Baga Pawongan dan Baga Palemahan.


Evaluasi terhadap desa pakraman dilaksanakan untuk mempertahankan kebiasaan dan tata cara yang telah berjalan baik selama ini sesuai dengan Tri Hita Karana. Juara bukan tujuan utama dalam evaluasi desa pakraman yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Buleleng, melainkan bagaimana bisa mempertahankan persatuan dan kesatuan serta meningkatkan pemahaman dan pelaksanaan adat, budaya dan agama. Karena di jaman globalisasi seperti sekarang terjadi pergeseran-pergesaran paradigma yang tentunya akan dapat mempengaruhi kehidupan bermasyarakat.

Oleh karena itu, perubahan yang terjadi jangan sampai menghilangkan nilai-nilai budaya yang merupakan dasar kehidupan masyarakat Bali dan masyarakat tetap membangun desa pakraman dengan berdasarkan awig-awig atau aturan yang ada. Melalui evaluasi ini, desa pakraman yang ikut dievaluasi sebagai duta kecamatan hendaknya mampu menunjukkan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai setelah diberikan pembinaan, sehingga terlihat adanya peningkatan.

Pada saat pelaksanaan evaluasi ini, seluruh komponen krama Desa Pakraman Jagaraga tumpah ruah menyambut kegiatan ini. Hal yang sangat mengagumkan Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabuapten Buleleng, Tim Monev Desa Pakraman, Camat Sawan dan Tim Pendamping Kecamatan adalah semangat dari krama Desa Pakraman Jagaraga, walaupun diguyur hujan yang sangat lebat, penari, penabuh, dan komponen masyarakat yang tergabung dalam baga-baga tidak bergeming dan tetap melanjutkan kegiatannya.
Baca Selengkapnya...

Entri Populer

DAFTAR LINK

Photobucket Photobucket Photobucket komunitas blogger buleleng